Jumat, 30 Maret 2012

Kaerawan” Awal Peradaban Islam di Arab Magribi


“Kaerawan” Awal Peradaban Islam di Arab Magribi

Kaerawan terletak sekitar 156 km dari ibu kota Tunisia. Kata “kaerawan” berasal dari bahasa Persia yang diserap ke dalam bahasa Arab, berarti ‘tempat penyimpanan peluru’, ‘tempat turunnya pasukan tentara’, ‘waktu istirahat kafilah’ atau ‘tempat perkumpulan orang pada waktu perang’.
Kaerawan didirikan oleh Uqbah bin Nafi’ radhiyallahu ‘anhu pada tahun 50 H. Tujuan dibangunnya kota ini adalah agar umat Islam dapat tinggal dan menetap di tempat itu, karena Uqbah merasa khawatir kalau-kalau penduduk asli bangsa Afrika di sana kembali memeluk agama tradisionalnya bila ditinggalkan muslimin Arab.
Kota Kaerawan
Pemilihan lokasi kota Kaerawan dilakukan oleh Uqbah bin Nafi atas pertimbangan strategis. Suatu ketika, ia pernah berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Penduduk negeri ini tidak memiliki moral yang jelas. Bila mendapat tekanan pedang (senjata), mereka akan memeluk Islam, tetapi bila umat Islam pergi, mereka kembali ke tradisi dan memeluk agama lamanya. Saya tidak melihat perlunya umat Islam tinggal bersama mereka. Saya justru berpendapat perlu membangun sebuah kota yang akan menjadi tempat tinggal umat Islam penduduk setempat.” Para sahabat itu pun membenarkan pendapatnya.
Dibangunnya kota Kaerawan merupakan permulaan sejarah peradaban Islam di Arab Magribi. Kaerawan pernah memainkan dua peran dalam satu waktu: perang dan dakwah. Dari kota itu pasukan tentara Islam keluar melakukan penaklukan dan pembebasan, sementara para fuqaha menyebar ke pelosok negeri untuk mengajarkan bahasa Arab dan agama Islam.
Uqbah bin Nafi berdoa untuk KaerawanSalah satu bentuk perhatian Uqbah bin Nafi terhadap kota Kaerawan adalah apa yang dilakukannya setelah selesai membangun kota itu. Ketika itu ia mengumpulkan sahabat-sahabat dan tentara-tentara yang ikut bersamanya di kamp-kamp untuk diajak mengelilingi kota Kaerawan. Lalu ia berdoa, “Ya Alloh! Penuhilah kota ini dengan ilmu dan fikih. Ramaikanlah dengan orang-orang yang taat dan beribadah kepada-Mu. Jadikanlah kota ini sebagai kebanggaan agama-Mu dan kehinaan bagi orang yang ingkar kepada-Mu. Tinggikanlah Islam dengan kota ini.”
Pengaruh Uqbah bin Nafi terhadap BarbarKetika menyaksikan Uqbah bin Nafi membangun sendiri pondasi kota Kaerawan, penduduk Barbar merasa kagum dengan pribadi keagamaan dan mental pengorbanannya demi Islam. Sikap kagum mereka itu membawa dampak positif yang ditandai dengan datangnya sejumlah besar penduduk kepada Uqbah untuk menyatakan keislaman dan bergabung ke dalam pasukan tentara Islam. Kota Kaerawan mempunyai tempat tersendiri di hati umat Islam setempat, sehingga mereka menjadikannya sebagai kota yang tidak boleh dimasuki kecuali oleh umat Islam.
Mesjid Kaerawan yang dibangun oleh Uqbah bin Nafi bersamaan dengan didirikannya kota Kaerawan merupakan objek wisata tersohor sepanjang sejarah, di samping merupakan mesjid tertua di Arab Maghribi. Mesjid Kaerawan ini merupakan tempat belajar berbagai persoalan agama, bahasa dan ilmu pengetahuan yang kelak menelorkan tokoh-tokoh terkemuka pada zamannya.
Di dalam mesjid dan sekolah Kaerawan dibangun sebuah perpustakaan. Kota Kaerawan kemudian semakin meluas hingga, menjadi salah satu kota paling terkenal di Arab Maghribi.
Kaerawan sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan dan KeagamaanKaerawan merupakan pusat ilmu pengetahuan pertama di Arab Maghribi, disusul oleh Kordoba di Andalusia dan Fas di Maroko. Kaerawan mempunyai peran penting dalam penyebaran dan pengajaran agama Islam, sesuai dengan harapan ketika pembangunan kota ini yaitu untuk mengajak penduduk Afrika memeluk Islam.
Umar bin Abdul Aziz Mengutus Delegasi ke KaerawanPada masa pemerintahannya (99 – 151 H), Umar bin Abdul Aziz ingin meningkatkan taraf pengetahuan agama penduduk kota Kaerawan. Kemudian beliau menjadikan Kaerawan sebagai sentral tempat delegasinya yang terdiri atas sepuluh ulama dari kalangan Tabiin yang dikirim ke Afrika untuk mengajarkan agama Islam kepada penduduk Kaerawan.
Tokoh-tokoh KaerawanTokoh-tokoh Kaerawan yang terkenal, di antaranya adalah Imam Sahnun bin Said, murid Imam Malik dan pengarang buku Al-Mudawwanah yang berperan besar dalam mengkodifikasi mazhab Maliki, Imam Abu Zayid Al-Qayrawani, Yahya bin Salamah Al-Bashri. Sedangkan di bidang kedokteran dikenal keluarga Ibnul Jazzar