Senin, 30 April 2012

BUAH KESABARAN


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Rahimakumullah wa A’azzakumullah!
Takwa adalah anugerah yang paling agung setelah hidayah iman yang telah dimasukkan oleh AllahTa’ala ke dalam kalbu.
Dengan bersyukur yang sebenar-benarnya, Allah Ta’ala akan meningkatkan kenikmatan yang agung itu, insya Allah. Dia hujamkan keimanan ke dalam hati kita dan mengangkat tinggi derajat ketakwaan kita. Amin, Allahumma, amin

Jika keimanan itu laksana burung, maka jiwa kita akan terbang menuju ke hadirat Allah Ta’ala dengan dua sayap yang kokoh, yaitu sayap syukur dan sayap sabar.
Hakikat sabar adalah teguh dan kokoh mempertahankan jiwa untuk selalu berada pada ketentuan syariat Allah, dengan tetap menjalankan ketaatan dan menahan diri dari larangan serta berlapang dada pada setiap ketentuan ujian dari Allah Ta’ala.
Maka orang yang bersabar akan senantiasa teguh dan selalu menambah kekuatan tenaga jasmani dan rohaninya untuk meningkatkan amal ketaatan, terus mengokohkan dan menambah tekun amal ibadah dan amal shalih mereka. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Ali Imran: 200).
Mereka juga bersabar di dalam menahan penderitaan dengan tetap melaksanakan ketaatan, sehingga Allah Ta’ala amat memuji dan menyanjung mereka.
Dengan bersabar, seseorang akan menyadari dan ridha bahkan cinta terhadap ketentuan ujian penderitaan yang telah ditakdirkan oleh Allah pada dirinya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155).
Bagaimana tidak, padahal orang-orang kafir, orang-orang musyrik dan orang-orang atheis mampu bertahan dengan penderitaan-penderitaan yang menimpa mereka, maka orang beriman pasti lebih kokoh, tahan dan ridha, bahkan cinta pada ketentuan takdir itu, kemudian dengan kekuatan jiwa dan imannya, orang-orang yang beriman mencari kebaikan di dunia dan di akhirat dari penderitaan itu dengan beristirja hanya kepada Allah. Istirja’ maksudnya, meyakini, mengakui, menyadari sepenuhnya serta menyerahkan segenap kebaikan urusannya hanya kepada Allah, sehingga Allah Ta’ala berkenan membalasnya dengan yang lebih indah. Allah Ta’ala berfirman,
لَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ
“(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’.” (Al-Baqarah: 156).

Itulah hakikat kesabaran yang intinya adalah teguh bertahan sekokoh-kokohnya dalam memperkuat jiwa, kemudian memperjuangkan segenap kemampuan jiwanya itu dalam menempuh keridhaan Allah, dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya dalam kondisi apapun.
Kesabaran yang demikian itulah yang disediakan bagi penyandangnya berbagai kemuliaan, keagungan, ketinggian derajat, kekuasaan, bahkan berbagai balasan yang dijanjikan oleh Allah dalam Firman-firman-Nya,
Mari kita simak beberapa pujian dan balasan yang disediakan dan diberikan kepada orang-orang yang bersabar, yang kita kutip dari Firman Allah Ta’ala,
  • Allah akan mengantarkannya menuju kepada keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Ali Imran: 200).
  • Pahala orang-orang yang bersabar akan dilipatgandakan dengan hitungan yang tanpa batas. Sebagaimana yang diperkuat oleh Firman Allah Ta’ala,
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Rabbmu.’Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.” (Az-Zumar: 10).
  • Mencapai kejayaan dan kepemimpinan, sebab tanpa kesabaran, cita-cita yang sudah di depan mata dan sedikit lagi akan tergapai menjadi sirna dan hilang. Cobalah perhatikan pemimpin-pemimpin besar dunia, mereka adalah orang-orang yang gigih memperjuangkan cita-citanya, di samping senjata utama yang tidak pernah lekang dari mereka yaitu kesabaran menghadapi berbagai rintangan yang menghadang mereka.
    Firman Allah Ta’ala,
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (As-Sajadah: 24).
  • Dengan kesabaran, kekuatan akan selalu bersanding bersamanya, kemenangan akan selalu hadir di hadapannya, dan pertolongan Allah akan selalu menyertainya. Firman Allah Ta’ala,
وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasulnya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu. Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 46).
  • Kesabaran merupakan perisai kokoh dan tangguh, yang dapat digunakan menangkal berbagai makar yang diluncurkan musuh, bahkan dengan kesabaran itu, makar-makar musuh akan menjadi lemah dan tak mempunyai daya serang yang berarti.
    Firman Allah Ta’ala,
إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُواْ بِهَا وَإِن تَصْبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لاَ يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئاً إِنَّ اللّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (Ali Imran: 120).
  • Sebagai penghormatan yang sangat istimewa bagi para penyabar. Dikarenakan ketangguhan mereka di dalam bersabar, maka para malaikat menyambut dan mengucapkan salam kepada mereka. Firman Allah Ta’ala,
سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
“(Sambil mengucapkan), ‘Salamun ‘alaikum bima shabartum.’ Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (Ar-Ra’d: 24).
  • Menjadi golongan yang dicintai Allah merupakan cita-cita dan tujuan seorang mukmin, maka dengan kesabaran, kecintaan Allah Ta’ala dengan sendirinya tersandang kepadanya.
    Firman Allah Ta’ala,
وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُواْ لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا اسْتَكَانُواْ وَاللّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
“Dan berapa banyak nabi yang berperang, bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146).
Dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang akan diperoleh oleh seorang penyabar, yang tidak memungkinkan bagi khatib untuk menyebutkan satu persatu dan merincinya dengan detil pada khutbah ini, tapi di antara keutamaan-keutamaan itu adalah mencapai puncak derajat tertinggi dan kebaikan yang paling agung di dunia maupun akhirat, mendapat kejayaan dan keberuntungan, jauh dari kerugian dan penyesalan, diistimewakan oleh Allah bersama para dermawan yang penuh cinta kasih, dan dimasukkan ke dalam golongan Kanan (أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ), serta dapat memperkuat sendi-sendi keislamannya dengan kesabarannya tersebut.

Itulah berbagai kemuliaan, keutamaan yang dikaruniakan, pahala yang tiada terhitung, kemudian ampunan dan surga yang pasti akan diperoleh orang-orang yang bersabar.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلاَّ كَفَّرَ الله بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ.
“Tidaklah menimpa seorang Muslim dari keletihan atau penyakit, kecemasan, kesedihan, penderitaan, tidak pula duka cita, sampai pada duri yang menusuknya, kecuali Allah meleburkan dengannya dari dosa-dosanya.” (HR. al-Bukhari: 5641 – 5642; Muslim: 2573).
Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam meriwayatkan satu hadits Qudsi yang beliau riwayatkan dari Sang Maha Penyabar, bahwa Allah Ta’ala berfirman,
إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِيْ بِحَبِيْبَتَيْهِ فَصَبَرَ، عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ.
“Bila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua kekasihnya (matanya) kemudian bersabar, maka Aku ganti baginya dengan surga.” (HR. al-Bukhari : 5653).
Itulah keutamaan kesabaran, maka marilah kita memohon taufik dan inayah-Nya, semoga Allah Ta’alamenjadikan kita semua sebagai hambaNya yang penyabar.
فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Jumat, 27 April 2012

Contoh surat lamaran dalam bhs inggris


Attention To:
Mr.sultonik
Human ResourcesDepartment
PT.Angin ribut
Jl. Raya Sukamaju No. 11
Tangerang

Dear Sir,
On this good opportunity, 
I would like to apply as a mekanical and Control System Engineering your company.
My name is ARS, 29 years old, male, single, energetic and healthy
I am a Control System Engineer and graduated from STM Tamtama on May 1997 with GPA 3.78. 
I would like to have career to expand my experience.
My personality as a hard worker and fast learner type of person would bring benefit to your company. 
I will be very appreciated if you could give in opportunity to work in your company.
Herewith I enclose my curriculum vitae, which will give details of my qualification.
I hope my qualifications and experience merit your consideration and look forward to your reply.

Sincerely yours,
     {ARS}

ATW


Attention To:
HRD Manager
PT. Informatindo
Jl. Raya Sudirman
No. 17
Dear Sir/Madam,
I have read from your advertisement at Republika that your company is looking for employees to hold some position. 
Based on the advertisement, 
iam interested in applying application for Engineer position according with my background educational as Engineering Physics.
My name is Putri, I am twenty three years old. 
I have graduated from Engineering Physics Department ISTN on March 2007. 
My specialization in Engineering Physics is Instrumentation and Control specialist. 
I consider myself that I have qualifications as you want. 
I have good motivation for progress and growing, 
eager to learn, and can work with a team (team work) or by myself. 
Beside that I posses adequate computer skill and have good command in English (oral and written).
With my qualifications, 
I confident that I will be able to contribute effectively to your company. 
Herewith I enclose my :
1. Copy of Bachelor Degree (S-1) Certificate and Academic Transcript.
2. Curriculum Vitae.
3. Copy of Job Training Certificate from Unocal Indonesia Company.
4. Recent photograph with size of 4×6
I would express my gratitude for your attention and I hope I could follow yourrecruitment test luckily.
Sincerely,
thanks my{putri aulia}


contoh surat lamaran kerja dalam bahasa indonesia.


Jakarta, 29 Agustus 2007
Hal : Lamaran Pekerjaan
Kepada Yth.,
Manajer Sumber Daya Manusia
PT.ojolali

Jl. Raya Kebon Durian No. 11
Pasar Buah

Dengan hormat,
Sesuai dengan penawaran lowongan pekerjaan dari PT.OJOLALI
seperti yang termuat di harian Kompas tanggal 27 Agustus 2007. 
Saya mengajukan diri untuk bergabung ke dalam Tim MEKANIK di PT.OJOLALI.
Data singkat saya, seperti berikut ini.
Nama
Tempat & tgl. lahir
Pendidikan Akhir

Alamat
Telepon, HP, e-mail

Status Perkawinan
: Aa Kapten
: Kasur reot, 14 juni 1980
: STM jurusan Listrik

: diatas bumi dibawah langit
hpnya lowbet boss...!!!
   akmalrizky13@yahoo.co.id
: Lanjutkan..!!!

Saya memiliki kondisi kesehatan yang sangat baik,
dan dapat berbahasa Inggris dengan baik secara lisan maupun tulisan.
Latar belakang pendidikan saya sangat memuaskan serta memiliki kemampuan manajemen dan marketing yang baik. 
Saya telah terbiasa bekerja dengan menggunakan komputer. 
Terutama mengoperasikan aplikasi paket ms office
seperti excel, Word, Acces, PowerPoint,OutLook,
juga internet,maupun surat-menyurat dalam Bahasa Inggris.
Saat ini saya bekerja sebagai staff Marketing di PT. Hilmy finance
Saya senang untuk belajar,dan dapat bekerja secara mandiri
maupun dalam tim dengan baik.
Sebagai bahan pertimbangan,saya lampirkan :
  1. Daftar Riwayat Hidup.
  2. foto copy ijazah dan transkrip nilai.
  3. Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
  4. Pas foto terbaru.
Saya berharap Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kesempatan wawancara, 
sehingga saya dapat menjelaskan secara lebih terperinci tentang potensi diri saya.
Demikian surat lamaran ini, dan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.

        Hormat saya.
             ARS
{Akmal Rizky Sultonik}

Bahaya Masa Bodo Untuk Mempelajari Islam


Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan umatnya yang senantiasa meniti petunjuknya.
Sesungguhnya di antara kekufuran yang nyata dan mengeluarkan dari Islam adalah berpaling dari agama Allah ‘Azza wa Jalla, tidak mau mempelajari dan mengamalkannya. Dan inilah yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad al Tamimi dalam kitabnya “Nawaqidl al-Islam” (Pembatal-pembatal keislaman), sebagai pembatal keislaman yang terakhir. Dasarnya adalah firman Allah Ta’ala:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآَيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ
“Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (QS. Al-Sajdah: 22)
كَذَلِكَ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ مَا قَدْ سَبَقَ وَقَدْ آَتَيْنَاكَ مِنْ لَدُنَّا ذِكْرًا مَنْ أَعْرَضَ عَنْهُ فَإِنَّهُ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وِزْرًا خَالِدِينَ فِيهِ وَسَاءَ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِمْلًا
“Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al-Quran). Barangsiapa yang berpaling dari Al-Qur’an, maka sesungguhnya dia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat. Mereka kekal di dalamnya dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat.” (QS. Thaha: 99)
Yang dimaksud dengan berpaling di atas adalah masa bodo dan tidak mau mempelajari masalah pokok agama ini yang dengannya seorang menjadi muslim, walaupun mungkin masih jahil terhadap cabang-cabangnya, karena masalah ini hanya dikuasai para ulama.
Berpaling yang menyebabkan kekufuran adalah acuh dan tidak mau mempelajari masalah pokok agama ini yang dengannya seorang menjadi muslim, walaupun mungkin masih jahil terhadap cabang-cabangnya.
Sesungguhnya kondisi manusia sangat berbeda-beda. Perbedaan mereka ditentukan oleh tingkat keimanan mereka, selama pokok iman masih ada. Sedangkan peremehan dan syirik terjadi terhadap kewajiban dan masalah-masalah sunnah yang tingkatannya di bawah itu. Namun, apabila pokok iman yang bisa memasukkan dirinya ke dalam Islam tidak ada lalu dia berpaling secara keseluruhan, maka inilah bentuk kekufuran dan berpaling dari Islam.
I’radh ‘amali (berpaling dengan amal) ada dua bentuk: Pertama, berpaling dari dienul Islam secara total dan keseluruhan. Dan ini masuk dalam bagian masalah meninggalkan jenis amal. Dan meningalkan jenis amal terhitung berpaling dari amal Islam secara keseluruhan. Dan ini masuk dalam pembatal ke-Islaman ditinjau dari sisi ini. Dan sepertinya, ini yang nampak dari perkataan syaikh Muhammad al Tamimi.
Kedua, tidak mau komitmen dengan hukum-hukum Allah dan Syariat-Nya. Ini merupakan sikap berpaling yang bersifat khusus, hanya terjadi terhadap hukum dan undang-undang. Sengaja tidak komitmen terhadap Islam bisa dikafirkan apabila meninggalkan sikap komitmen terhadap salah satu hukum syariah. Bentuknya, tidak mengharamkan apa yang Allah haramkan dan tidak menghalalkan apa yang dihalalkan-Nya, dan tidak mewajibkan apa yang telah Allah wajibkan.
Masing-masing dari keduanya menjadi pembatal yang berdiri sendiri. Karenanya membutuhkan penjelasan yang lebih rinci.
Meninggalkan semua jenis amal
Ini adalah persoalan yang sudah disepakati umat. Bahkan, terdapat penjelasan dari sebagian ulama salaf yang menghukumi kafir orang yang tidak mengafirkan siapa yang meninggalkan jenis amal. Nash-nash tentang bab ini sangat banyak, terkadang disebutkan dengan lafadz tawallai dan terkadang dengan i’radh dan lafadz yang semisal. Sesungguhnya iman adalah perkataan, perbuatan, dan keyakinan. Siapa yang tidak memiliki amal sedikitpun maka imannya tidak sah karena tidak memiliki salah satu rukunnya. Dan ini masalah pokok yang Allah perintahkan kepada para hamba-Nya.
اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ
“Sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” (QS. Al-A’raaf: 59, 65. 73, 85; Huud: 50, 61, 84; Al-Mukminun: 23, 32)
اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ
“Sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakan kalian.” (QS. Al-Baqarah: 21) Dan ayat-ayat lain yang semakna dengannya.
Sesungguhnya tauhid memiliki dua rukun, yaitu ibadah kepada Allah dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya. Dan siapa yang tidak mengamalkan sedikitpun dari amal Islam maka dia meninggalkan salah satunya.
Kekafiran orang yang meninggalkan seluruh amal termasuk kufur amali, walaupun secara realita tidak mungkin terjadi kecuali orang yang hatinya sudah kafir. Rasanya tidak mungkin ada pokok keimanan dalam diri seseorang kalau tidak mendorongnya untuk beribadah kepada Allah dan bertaqarrub kepada-Nya dengan satu amal-pun.
Meninggalkan iltizam (komitmen)
Ini persoalan yang lain lagi. Boleh jadi seseorang melaksanakan shalat, puasa, dan haji lalu menolak untuk berkomitmen dengan hukum-hukum Allah seperti syari’at jihad dan pengharaman khamar (minuman keras), maka dia menjadi kafir yang murtad dari agamanya.
Tidak mau komitmen dengan syari’at Islam memiliki beberapa bentuk, di antaranya enggan atau menolak salah satu syari’at, sebagaimana yang diputuskan para sahabat untuk mengafirkan orang yang menentang kewajiban zakat. Di antaranya lagi, menolak hukum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana yang dilakukan kaum munafikin:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُوداً
“Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” (QS. Al-Nisa’: 61)
Di antara syarat Laa Ilaaha Illallaah adalah tunduk dan menerima kalimat tauhid itu serta menerima tuntutannya. Barangsiapa yang tidak mau berkomitmen dengan apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, tidak mau tunduk dan menerima, walau mungkin dia termasuk orang yang paham tapi tidak mau mengamalkan, dia memahami persoalan tauhid lalu berpaling darinya, maka dia telah kafir. Inilah bentuk kekufuran Iblis laknatullah ‘alaih. Dia enggan menerima perintah Allah untuk bersujud kepada Adam. Dan sebelum penolakannya itu dia tidak kafir. Kemudian dia menjadi kafir dengan perbuatannya dan manjadi pentolannya kaum kafirin sehingga layak mendapatkan laknat hingga hari berbangkit.
Adapun i’radh ‘amali terbagi menjadi dua: Pertama, berpaling dari mempelajari pokok agama dan persoalan yang menjadi syarat sahnya iman dan Islam. Siapa yang menerima Islam dan mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah lalu berpaling dari Islam, dengan tidak mau mempelajari kewajiban-kewajiban yang harus ia laksanakan, tidak mau mempelajari rukun Islam, tidak mau mempelajari shalat, puasa dan tidak mau mempelajari sesuatu untuk sahnya ibadah dia, maka dia menjadi orang kafir yang berpaling dari Islam.
Begitu juga orang yang bersyahadat Laa Ilaaha Illallaah wa Anna muhammad rasulullaah, lalu berpaling dari mengenal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan hak-hak beliau yang wajib ditunaikannya dan berpaling dari mengenal Allah dan mengenal sifat dan hak-hak-Nya yang wajib diketahui setiap orang, maka dia sudah kafir sebagaimana orang di atas.
Kedua, berpaling dari salah satu hukum Islam yang tidak pokok. Ini tidak menjadi pembatal dengan sendirinya. Karena sebagian orang ada yang meninggalkannya karena bodoh. Dan kebodohan semacam ini menjadi penghalang untuk dikafirkannya seseorang yang melakukan pembatal keislaman.
Tidak semua orang kafir itu mengetahui lantas menentang, tapi di antara mereka ada yang tidak mengetahui kebenaran sehingga melakukan kekufuran. Allah Ta’ala berfirman,
بَلْ أَكْثَرُهُمْ لا يَعْلَمُونَ الْحَقَّ فَهُمْ مُعْرِضُونَ
“Sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak, karena itu mereka berpaling.” (QS. Al-Anbiya’: 24)
Apabila kejahilan sebagai dosa yang tersendiri bagaimana bisa menjadi penghalang untuk dikafirkan pelakunya? Kejahilan yang bisa menjadi udzur adalah bodoh secara alami (terpaksa) yang tidak bisa dihilangkan. Sedangkan orang yang mungkin bisa belajar dan berilmu, tidak diberi udzur dalam masalah-masalah dzahir dari agama ini. Wallahu a’lam.
Kejahilan yang bisa menjadi udzur adalah bodoh secara alami (terpaksa) yang tidak bisa dihilangkan.
Sedangkan orang yang mungkin bisa belajar dan berilmu, tidak diberi udzur dalam masalah-masalah dzahir dari agama ini.
Semoga shalawat dan salam terlimpah kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya, dan juga seluruh sahabatnya. Amiiin…