Kata Istiqomah yang berasal dari kata Istaqoma-Yastaqimu-Istiqomatanartinya menurut bahasa adalah mendirikan, yang dalam bahasa Jawa berarti jejeg, dalam bahasa Sunda langgeng, dalam bahasa hukum adalah konsisten, dan dalam bahasa Inggrisnya adalah continue. Istiqomah yang berarti mendirikan itu jauh lebih berat dari sekedar melakukan, oleh karenanya kata istiqomah yang sering kita dengar adalah sesuatu yang tidak mudah dilakukan tak semudah apa yang kita ucapkan. Untuk menjadi istiqomah itu membutuhkankan proses latihan yang intensif dan terus menerus. Di dalam Al-Qur’an Allah SWT menjelaskan orang-orang yang teguh dalam pendiriannya dan bagaimana sifat-sifatnya.
Orang-orang yang Istiqomah dan Sifat-sifatnya
Bahwa Orang-orang yang istiqomah di dalam hidupnya selalu optimis, yakin terhadap tuhannya yaitu Allah SWT, mereka selalu konsisten tidak pernah merasa takut, bersedih dan cemas, karena ia merasa Allah SWT selalu bersamanya, dan ia yakin bahwa kehidupannya telah di jamin oleh Allah SWT.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat fushshilat ayat 30 :
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah (sorga) yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
Orang-orang yang istiqomah juga akan mendapatkan perlindungan baik di dunia maupun di akhirat dan apa-apa yang mereka minta dan hajatkan akan Allah penuhi. Sebagaimana Allah janjikan dalam ayat selanjut :
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.
Lalu bagaimana kekuatan istiqomah itu
Di jelaskan di dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :
”AL ISTIQOMATU KHOIRUN MIN ALFI KAROMAH”
Artinya : Istiqomah itu lebih baik dari seribu karomah.
Dari hadits Rasul ini betapa luar biasanya kekuatan istiqomah, betapa tidak, Allah berikan kepada orang yang istiqomah 1000 karomah, satu karomah saja sudah dahsyat apalagi 1000 karomah. Kita sering mendengar kata keramat yaitu karomah, sesuatu yang diberikan kepada para wali Allah. Begitulah kekuatan yang diberikan Allah kepada orang-orang yang istiqomah.
Mari kita perhatikan bagaimana orang-orang yang istiqomah itu, dalam berbagai kitab banyak diceritakan tentang orang-orang yang istiqomah, sebagaimana diceritakan dalam kitab ’Uqudullijain’ karangan : Muhammad Almu’tarifdisana diceritakan :
Ada seorang wanita yang memiliki seorang suami yang munafik dan wanita itu setiap melakukan segala sesuatu dari ucapan maupun perbuatannya selalu dengan mengucapkan bismillah maka suaminya berkata sungguh aku telah berbuat sesuatu yang memalukannya, lalu dia memberikan sesuatu kotak yang berharga (benda antik) dan dia berkata kepadanya untuk menjaganya, kemudian istri tersebut meletakkan dan menyimpan benda tersebut di suatu tempat dan menutupinya agar tidak ketahuan oleh orang lain, tetapi karena dasar suami munafiq dia melalaikan terhadap apa yang ia katakan (ingkar) sebagaimana tanda-tanda orang munafiq adalah ingkar apabila berjanji, dusta apabila ia berkata, khiyanat apabila diberi amanah. Lalu ia malah mengambil benda yang disimpan tadi oleh istrinya tanpa sepengetahuan istri dan membuangnya ke dalam sumur yang ada di rumahnya. Kemudian suami munafiq itu mencarinya kotak tersebut. Maka istrinya datang ke tempat benda tersebut seperti kebiasaan yang ia lakukan membaca bismillahirrahmanirrahim disini pertolongan Allah turun sebelum dia sampai tempat benda itu maka Allah perintahkan malaikat Jibril AS untuk turun dengan segera dan mengembalikan benda tadi ke tempat semula. Subhanallah dengan izin Allah benda itu sudah kembali ketika akan diambilnya, padahal benda itu telah masuk ke dalam sumur yang sangat dalam tadi. Maka suami munafiq ini takjub dan terheran-heran. Dan akhirnya dari kejadian itu ia taubat dari kemunafikannya.
Spesialisasi
Maka bagi kita seyogyanya memiliki keistiqomahan di dalam amalan, disamping menjalankan amalan-amalan yang lainnya, apakah spesialisasi amalan sholat berjama’ah, tahajjudkah, dhuhakah, membaca Al-Qur,ankah, dzikirkah atau yang lainnya, agar kita tetap senantiasa terjaga dalam keimanannya. Maka bergembiralah bagi orang-orang yang beriman kepada Allah kemudian istiqomah di jalannya. Sebagaimana perkataan Al-Faqih Abu Laits beliau mengatakan : ”Berbahagialah orang yang diberi pengertian dan dibangunkan/sadar dari lupanya, mau dipimpin untuk berfikir tentang urusan patinya, mudah-mudahan Allah menghabisi umur kami dalam kebaikan, dan memperoleh kegembiraan sperti layaknya orang mukmin ketika mati.
Ada 5 macam dan tingkatan berita gembira, yaitu :
1. Kepada masyarakat awam (umumnya orang mukmin), berupa; ”Jangan merasa khawatir/gentar, karena neraka bukanlah tempat kekal bagimu, dan syafa’at para nabi, para wali pasti datang kepadamu, sorga menjadi kepastian bagimu, jangan sedih/duka atas kurangnya pahala.
2. Kepada pelaku ibadah/amal yang ikhlas, berupa ; Janganlah khawatir tidak diterimanya amal ibadahmu, ataupun kurangnya pahala, bahkan pahalamu berlipat ganda.
3. Kepada mereka yang bertaubat, berupa ; Janganlah dosa-dosamu kau risaukan, pasti diampuni, dan jangan khawatir kekurangan pahala, karena sesudah taubat amalmu pasti dibalas pahala.
4. Kepada orang-orang zuhud, berupa; ”Janganlah khawatir mahsyar/hisab, dan jangan pula sedih/duka, pahalamu yang berlipat ganda tetap utuh, sedikitpun tidak dikurangi, dan sorga menjadi kepastian bagimu.
5. Kepada para ulama, berupa; ”Janganlah gentar menghadapi hebatnya qiamat, dan jangan sedih/duka, sorga adalah balasan amalmu, demikian pula orang-orang yang mengikuti lakumu.
Suatu keuntungan yang sangat besar, bagi orang yang ketika sakaratul maut memperoleh berita gembira, karena hanya orang mukmin yang baik amalnyalah, yang memperolehnya, saat itu malaikat datang, ditanya : Siapakah sebenarnya anda itu? Belum pernah kami melihat wajah seelok wajahmu, dan bau harum melebihi kamu, jawabnya : ”kami adalah pendampingmu yang dulu penulis amalmu di dunia, demikian pula di akhirat kami tetap mendampingimu.
Oleh karena itu bagi orang yang pikirannya sehat, seyogyanya, bangun dari kelengahannya dan sadarlah dari kelalaiannya.
Ada 4 perkara yang membuktikannya yaitu;
1. Mengatur urusan dunia dengan qona’ah (menerima apa yang diberikan Allah), tentang menghadapinya tidak pendek akal/waktu.
2. Urusan akhirat di segerakan, tidak di tunda-tunda dan perhatiannya penuh ditujukan kesana.
3. Giat dalam urusan agama dengan mencari ilmu .
4. Saling menasehati dan sabar dalam hubungan sesama manusia.
Ada 5 sifat yang dimiliki manusia pilihan yaitu;
1. Giat dan tekun beribadah
2. Bermanfaat bagi sesama manusia.
3. Tidak mengganggu sesamanya.
4. Tidak iri pada milik orang lain.
5. Memperbanyak bekal menghadapi pati.
Ketahuilah saudara bahwa kami diciptakan untuk mati, maka tidak seorangpun yang lepas darinya.
Pengertian Karomah
Ajaran Islam memaksudkan sebagai “Khariqun lil adat”, yaitu kejadian yang luar biasa pada seorang wali Allah. Syaikh Thohir bin Sholeh Al-Jazairi mengartikan kata karomah adalah perkara luar biasa yang tampak pada seorang wali yang tidak disertai dengan pengakuan seorang Nabi.
Sedangkan, Imam Qusyairi menjelaskan karomah sebagai penampakan karomah merupakan tanda-tanda kebenaran sikap dan kelakuan seseorang. Barangsiapa yang tidak benar sikap dan kelakuannya, maka tidak dapat menunjukkan kekaromahannya. Dan Allah yang maha Qodim memberi tahu kepada kita agar membedakan orang yang benar dan mana yang batil.
Dengan demikian, istilah karomah dapat disimpulkan sebagai kejadian yang luar biasa pada seseorang yang merupakan anugerah dari Allah dikarenakan ketaqwaanya.
Wallahu A’lam Bish- Shawab.