Hatiku termakan pisau dari mulutmu
Terbujur kaku menuai sunyi
Otakku mendadak beku
Bersandar pada kegamangan
Dimana kata yang pernah menyemangatiku?
Dulu saat aku terkulai diatas balai tak percaya diri
Dengan cekatan lidahmu memilih kata
Engkau angkat aku dari keterpurukannku
Disaat nalarku mulai melek mencoba memaknai
Engkau sambar dengan jala makianmu
Sedangkan engkau mengerti
Jiwaku tak seluas samudera
Setetes saja caci-makimu
Sudah cukup menghantarkanku
Kelembah kesendirianku
Aku berjuang sendiri menyiasati hati
Mencoba membujuk telinga
Berharap apa yang kudengar itu salah
Berusaha menipu mata
Berharap apa yang kulihat itu mimpi
Sampai kapan aku mampu membohonginya?
Sedang hatiku berkata “TIDAK”