NASEHAT LUQMAN (Surat 31:13-19)
Luqman adalah seorang yang Sholeh dan memiliki akhlaq yang mulia, yaitu akhlaq yang berbasiskan kepada keimanan yang kokoh. Namanya diabadikan oleh Allah SWT dalam salah satu surat di dalam Al Qur an, yakni surat ke 31. Sehingga di dalam surat ini Allah memberikan pelajaran kepada kita akan kesholehan Luqman dalam memberikan nasehat kepada anaknya, yakni nasehat yang mengandung unsur KEILMUAN yang mendalam, KEIKHLASAN yang suci dan KECINTAAN yang tinggi. Oleh karena itu Allah SWT memberikan hikmah kepada Luqman, tetapi Allah SWT tidak memberikan wahyu, karena wahyu diperuntukkan bagi seorang Nabi, dan secara otomatis setiap Nabi pasti dikaruniakan Hikmah oleh Allah SWT.
HIKMAH :
a. Ilmu yang mendalam
b. Ilmu yang diamalkan/dipraktekkan
c. Intuisi yang tajam
d. Kemampuan untuk menyampaikan pesan (Q.S. 16 : An Nahl : 125)
e. Sikap yang arif/bijaksana dalam menghadapi persoalan, yaitu kemampuan seseorang untuk menempatkan sesuatu secara proporsional
f. Memiliki sikap syukur ketika mendapat kesuksesan, dan sabar dalam menghadapi kegagalan (tidak takabur)
a. Ilmu yang mendalam
b. Ilmu yang diamalkan/dipraktekkan
c. Intuisi yang tajam
d. Kemampuan untuk menyampaikan pesan (Q.S. 16 : An Nahl : 125)
e. Sikap yang arif/bijaksana dalam menghadapi persoalan, yaitu kemampuan seseorang untuk menempatkan sesuatu secara proporsional
f. Memiliki sikap syukur ketika mendapat kesuksesan, dan sabar dalam menghadapi kegagalan (tidak takabur)
MACAM-MACAM SYUKUR :
1. Syukur dengan Hati : Mengekspresikan nikmat-nikmat Allah SWT yang tak terhingga (menyadari nikmat Allah SWT)
2. Syukur dengan Lisan : Mengekspresikan rasa syukur dengan kata-kata
3. Syukur dengan Perbuatan : Mengekspresikan rasa syukur dengan cara berperilaku seperti yang diinginkan/ diridhoi Allah SWT
1. Syukur dengan Hati : Mengekspresikan nikmat-nikmat Allah SWT yang tak terhingga (menyadari nikmat Allah SWT)
2. Syukur dengan Lisan : Mengekspresikan rasa syukur dengan kata-kata
3. Syukur dengan Perbuatan : Mengekspresikan rasa syukur dengan cara berperilaku seperti yang diinginkan/ diridhoi Allah SWT
NASEHAT LUQMAN :
1. Jangan Berbuat Syirik (menyekutukan Allah SWT), meyakini ada dzat yang setingkat dengan Allah SWT. (contoh, percaya kepada Paranormal, dll) (Q.S. 31 : Luqman : 13) (Q.S. 10 : Yunus : 18) (Q.S. 5 : Al Maidah : 72)
Pengertian Syirik :
· Syirik artinya meyakini ada yang memiliki kekuasaan dan keagungan yang sebanding dengan Allah SWT.
· Syirik artinya “mensekutukan” Allah SWT.
1. Jangan Berbuat Syirik (menyekutukan Allah SWT), meyakini ada dzat yang setingkat dengan Allah SWT. (contoh, percaya kepada Paranormal, dll) (Q.S. 31 : Luqman : 13) (Q.S. 10 : Yunus : 18) (Q.S. 5 : Al Maidah : 72)
Pengertian Syirik :
· Syirik artinya meyakini ada yang memiliki kekuasaan dan keagungan yang sebanding dengan Allah SWT.
· Syirik artinya “mensekutukan” Allah SWT.
Macam-macam Syirik :
a. Syirik Akbar (paling besar dosanya)
i. Syirik Do’a : (Q.S. 39 : Az Zumar : 3)
Adalah Memohon kepada selain Allah/Memohon melalui perantara orang yang sudah wafat.
ii. Syirik dalam perbuatan : (Q.S. 9 : At Taubah : 31)
Adalah Mengamalkan penyembahan kepada selain Allah SWT. (contoh : ramalan)
iii. Syirik Niat. (Q.S. 11 : Huud : 15-16)
Adalah Melakukan pekerjaan 100 % karena niatnya bukan karena Allah SWT.
iv. Syirik Mahabbah (Q.S. 9 : At Taubah : 24)
Adalah Mencintai sesuatu objek melebihi cintanya kepada Allah SWT.
a. Syirik Akbar (paling besar dosanya)
i. Syirik Do’a : (Q.S. 39 : Az Zumar : 3)
Adalah Memohon kepada selain Allah/Memohon melalui perantara orang yang sudah wafat.
ii. Syirik dalam perbuatan : (Q.S. 9 : At Taubah : 31)
Adalah Mengamalkan penyembahan kepada selain Allah SWT. (contoh : ramalan)
iii. Syirik Niat. (Q.S. 11 : Huud : 15-16)
Adalah Melakukan pekerjaan 100 % karena niatnya bukan karena Allah SWT.
iv. Syirik Mahabbah (Q.S. 9 : At Taubah : 24)
Adalah Mencintai sesuatu objek melebihi cintanya kepada Allah SWT.
b. Syirik Asghor
adalah penyertaan sesuatu selain Allah pada saat beribadah kepada Allah SWT, misalnya, melakukan shalat karena riya (kecenderungan ingin dipuji/pamer), mengeluarkan infaq karena ingin disebut sebagai dermawan, dan lain-lain. Bentuk taubat adalah dengan Istighfar.
adalah penyertaan sesuatu selain Allah pada saat beribadah kepada Allah SWT, misalnya, melakukan shalat karena riya (kecenderungan ingin dipuji/pamer), mengeluarkan infaq karena ingin disebut sebagai dermawan, dan lain-lain. Bentuk taubat adalah dengan Istighfar.
c. Syirik Khofi
adalah syirik yang tersembunyi dalam kehendak hati, ucapan lisan, lintasan pikiran berupa penyerupaan Allah SWT dengan makhluk. Terkadang pelakunya sendiri kurang menyadarinya. Bentuk taubat adalah recovery dengan amal sholeh.
adalah syirik yang tersembunyi dalam kehendak hati, ucapan lisan, lintasan pikiran berupa penyerupaan Allah SWT dengan makhluk. Terkadang pelakunya sendiri kurang menyadarinya. Bentuk taubat adalah recovery dengan amal sholeh.
Bentuk-bentuk Syirik :
a. Sihir
· Kata sihir dalam bahasa Arab digunakan untuk sesuatu yang tersembunyi dan sangat halus. Dikatakan demikian karena biasanya sihir dilakukan secara sembunyi-sembunyi dengan efek yang berpengaruh secara halus.
· Allah swt. menyuruh kita untuk berlindung dari sihir dan tukang sihir dalam firman-Nya: “…Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang meniup buhul-buhul.” (Al Falaq: 4). Maksudnya, wanita-wanita tukang sihir yang meniup buhul-buhul tali untuk menyihir orang lain.
· Sihir digolongkan syirik karena ia terjadi dengan pertolongan setan. Rasulullah saw. bersabda: “Siapa yang membuat buhul tali, kemudian meniupnya, maka ia telah menyihir, dan siapa yang menyihir, maka ia telah menjadi musyrik.”(H.R. Nasa’i)
a. Sihir
· Kata sihir dalam bahasa Arab digunakan untuk sesuatu yang tersembunyi dan sangat halus. Dikatakan demikian karena biasanya sihir dilakukan secara sembunyi-sembunyi dengan efek yang berpengaruh secara halus.
· Allah swt. menyuruh kita untuk berlindung dari sihir dan tukang sihir dalam firman-Nya: “…Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang meniup buhul-buhul.” (Al Falaq: 4). Maksudnya, wanita-wanita tukang sihir yang meniup buhul-buhul tali untuk menyihir orang lain.
· Sihir digolongkan syirik karena ia terjadi dengan pertolongan setan. Rasulullah saw. bersabda: “Siapa yang membuat buhul tali, kemudian meniupnya, maka ia telah menyihir, dan siapa yang menyihir, maka ia telah menjadi musyrik.”(H.R. Nasa’i)
b. Ramalan
· Ramalan artinya memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang.
· Ditinjau dari jenisnya, ada tiga macam ramalan.
o Ramalan Ilmiah : Prediksi Ilmuwan berdasarkan fakta dan data yang bisa dipertanggungjawabkan dengan IPTEK
o Ramalan Wahyu :Prediksi Nabi yang dibimbing dengan Wahyu
o Ramalan Mistik :Prediksi Manusia berdasarkan informasi Jin, Misalnya, ramalan tentang jodoh, kematian, dll. Padahal urusan jodoh, rizki, dan kematian hanyalah Allah swt. Yang Maha Tahu. Ramalan Mistik hukumnya syirik karena melibatkan jin, sedangkan kita dilarang untuk minta tolong pada jin
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. 31 : Luqman : 34)
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Q.S. 72 : Jin : 6)
· Lalu, bagaimana hukum orang yang memanfaatkan jasa dukun peramal alias paranormal? Menurut Imam Ahmad, pelakunya dinyatakan kafir dengan tingkat kafir kecil, sebagaimana sabda Rasulullah saw.“Siapa yang mendatangi seorang dukun peramal, lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, kemudian ia percaya pada yang ia katakan, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari.” (H.R. Imam Muslim).
· Ramalan artinya memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang.
· Ditinjau dari jenisnya, ada tiga macam ramalan.
o Ramalan Ilmiah : Prediksi Ilmuwan berdasarkan fakta dan data yang bisa dipertanggungjawabkan dengan IPTEK
o Ramalan Wahyu :Prediksi Nabi yang dibimbing dengan Wahyu
o Ramalan Mistik :Prediksi Manusia berdasarkan informasi Jin, Misalnya, ramalan tentang jodoh, kematian, dll. Padahal urusan jodoh, rizki, dan kematian hanyalah Allah swt. Yang Maha Tahu. Ramalan Mistik hukumnya syirik karena melibatkan jin, sedangkan kita dilarang untuk minta tolong pada jin
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. 31 : Luqman : 34)
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Q.S. 72 : Jin : 6)
· Lalu, bagaimana hukum orang yang memanfaatkan jasa dukun peramal alias paranormal? Menurut Imam Ahmad, pelakunya dinyatakan kafir dengan tingkat kafir kecil, sebagaimana sabda Rasulullah saw.“Siapa yang mendatangi seorang dukun peramal, lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, kemudian ia percaya pada yang ia katakan, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari.” (H.R. Imam Muslim).
c. Nusyroh:
· Ibnul kAtsir berkata: Nusyrah adalah semacam pengobatan yang dilakukan terhadap yang diduga kemasukan jin. Pendapat lain menyebutkan bahwa nusyrah adalah mengeluarkan sihir dari seseorang yang terkena sihir.
· Ada dua macam nusyrah :
o Pertama, mengeluarkan sihir dari seseorang yang terkena sihir dengan sihir yang sama. Ini hukumnya haram sebagaimana sabda Nabi saw. “Janganlah kamu berobat dengan sesuatu yang haram.”(Al-Albani, Silsilat al-ahaditsu al-shahihah Vol. IV, hal.173)
o Kedua, mengeluarkan sihir dari seseorang dengan doa dan Ibadah yang dibolehkan (Nusyroh Syar’i) dan terdapat dalam Al Quran dan Sunah. Ini hukumnya mubah atau boleh.
· Ibnul kAtsir berkata: Nusyrah adalah semacam pengobatan yang dilakukan terhadap yang diduga kemasukan jin. Pendapat lain menyebutkan bahwa nusyrah adalah mengeluarkan sihir dari seseorang yang terkena sihir.
· Ada dua macam nusyrah :
o Pertama, mengeluarkan sihir dari seseorang yang terkena sihir dengan sihir yang sama. Ini hukumnya haram sebagaimana sabda Nabi saw. “Janganlah kamu berobat dengan sesuatu yang haram.”(Al-Albani, Silsilat al-ahaditsu al-shahihah Vol. IV, hal.173)
o Kedua, mengeluarkan sihir dari seseorang dengan doa dan Ibadah yang dibolehkan (Nusyroh Syar’i) dan terdapat dalam Al Quran dan Sunah. Ini hukumnya mubah atau boleh.
d. Tanjim:
· Tanjim artinya upaya mengetahui sesuatu dengan mengikuti isyarat bintang-bintang dan biasa disebut ramalan bintang, misalnya Leo, Scorpio, dll. Jenis peramalan bintang seperti ini hukumnya jelas haram sebagaimana disabdakan Rasulullah saw.,“Barangsiapa yang mengambil pancaran sinar dari sekumpulan bintang dan menjadikannya sebagai dasar ramalan peristiwa gaib di bumi, maka sungguh ia telah mengambil pancaran sinar dari sekumpulan sihir.” (H.R. Abu Daud).
· Kalimat “ … dan menjadikannya sebagai dasar ramalan peristiwa gaib di bumi …”
menggambarkan bahwa kalau bintang-bintang itu dijadikan isyarat untuk meramal hal- hal gaib seperti kematian, jodoh, rizki dll., hukumnya haram. Namun kalau dijadikan untuk meramal cuaca atau posisi bumi, hal itu diperbolehkan.
· Tanjim artinya upaya mengetahui sesuatu dengan mengikuti isyarat bintang-bintang dan biasa disebut ramalan bintang, misalnya Leo, Scorpio, dll. Jenis peramalan bintang seperti ini hukumnya jelas haram sebagaimana disabdakan Rasulullah saw.,“Barangsiapa yang mengambil pancaran sinar dari sekumpulan bintang dan menjadikannya sebagai dasar ramalan peristiwa gaib di bumi, maka sungguh ia telah mengambil pancaran sinar dari sekumpulan sihir.” (H.R. Abu Daud).
· Kalimat “ … dan menjadikannya sebagai dasar ramalan peristiwa gaib di bumi …”
menggambarkan bahwa kalau bintang-bintang itu dijadikan isyarat untuk meramal hal- hal gaib seperti kematian, jodoh, rizki dll., hukumnya haram. Namun kalau dijadikan untuk meramal cuaca atau posisi bumi, hal itu diperbolehkan.
e. Tiyaroh:
· At-Thiyarah dalam bahasa Arab berarti tumbuhnya jiwa pesimis atau optimis karena ada tanda-tanda tertentu, atau Menjadikan tanda-tanda tertentu sebagai isyarat akan terjadinya sesuatu. Misalnya, ada keyakinan kalau ada kupu-kupu bakal ada tamu, kalau mimpi rumah kebakaran akan naik pangkat, didatangi segerombolan burung-burung kecil bakal ada orang besar yang meninggal, dll. Nabi saw. bersabda:“Thiya rah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik.” (H.R. Abu Daud)
· At-Thiyarah dalam bahasa Arab berarti tumbuhnya jiwa pesimis atau optimis karena ada tanda-tanda tertentu, atau Menjadikan tanda-tanda tertentu sebagai isyarat akan terjadinya sesuatu. Misalnya, ada keyakinan kalau ada kupu-kupu bakal ada tamu, kalau mimpi rumah kebakaran akan naik pangkat, didatangi segerombolan burung-burung kecil bakal ada orang besar yang meninggal, dll. Nabi saw. bersabda:“Thiya rah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik.” (H.R. Abu Daud)
f. Tama’im:
· KataTama’im artinya menjadikan sesuatu sebagai penolak bala /madzarat atau daya tarik. Orang Jahiliah mengalungkan sesuatu pada anak-anaknya untuk menolak sihir.
· Hukum memakai jimat adalah syirik sebagaimana sabda Rasulullah saw.“Sesungguhnya jampi, jimat, dan mantera-mantera adalah syirik.” (H.R. Ibnu Majah)
· KataTama’im artinya menjadikan sesuatu sebagai penolak bala /madzarat atau daya tarik. Orang Jahiliah mengalungkan sesuatu pada anak-anaknya untuk menolak sihir.
· Hukum memakai jimat adalah syirik sebagaimana sabda Rasulullah saw.“Sesungguhnya jampi, jimat, dan mantera-mantera adalah syirik.” (H.R. Ibnu Majah)
2. Berbuat baik dan bersyukur (berterima kasih) kepada kedua Orangtua (Q.S. 31 : Luqman : 14-15)
a. Dengan Hati : Menyadari akan jasa-jasa kedua Orangtua
b. Dengan Lisan : Tidak menyakitinya dengan kata-kata
c. Dengan Perbuatan : Melakukan hal-hal yang diridhoinya (yang menyenangkan, meringankan beban orangtua), kecuali hal-hal yang berbau syirik
a. Dengan Hati : Menyadari akan jasa-jasa kedua Orangtua
b. Dengan Lisan : Tidak menyakitinya dengan kata-kata
c. Dengan Perbuatan : Melakukan hal-hal yang diridhoinya (yang menyenangkan, meringankan beban orangtua), kecuali hal-hal yang berbau syirik
Cara berbakti kepada Orang tua yang sudah meninggal :
a. Mendoakannya
b. Meneruskan kebiasaan baiknya
c. Mewujudkan niat baiknya
d. Bersilaturahmi dengan keluarga/teman-teman almarhum
a. Mendoakannya
b. Meneruskan kebiasaan baiknya
c. Mewujudkan niat baiknya
d. Bersilaturahmi dengan keluarga/teman-teman almarhum
3. Yakini bahwa Allah SWT Maha Mengetahui sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan (Harus memiliki Jiwa Muroqobah/merasa diawasi) (Q.S. 31 : Luqman : 16) (Q.S. 6 : Al An’aam : 59) (Q.S. 36 : Yaasin : 65)
4. Dirikanlah Sholat (Q.S. 31 : Luqman : 17) (Q.S. 29 : Al Ankabuut : 45) (Q.S. 70 : Al Ma’aarij : 19 – 23)
Identik dengan kekhusyuan/konsentrasi saat membaca do’a-do’a dalam sholat, artinya penuh dengan pemahaman dan penghayatan sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku.
Identik dengan kekhusyuan/konsentrasi saat membaca do’a-do’a dalam sholat, artinya penuh dengan pemahaman dan penghayatan sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku.
Macam-macam Sholat :
a. Sholat Lahiriah
Adalah Sholat yang hanya dilakukan sebatas gerakan dan bacaan
a. Sholat Lahiriah
Adalah Sholat yang hanya dilakukan sebatas gerakan dan bacaan
b. Sholat Khusyu’
Adalah Sholat yang dilakukan dengan Tuma’ninah, memahami dan menghayati makna-maknanya, dan mampu mengasah jiwanya, sehingga bisa mempengaruhi ucapan dan perilkunya.
Adalah Sholat yang dilakukan dengan Tuma’ninah, memahami dan menghayati makna-maknanya, dan mampu mengasah jiwanya, sehingga bisa mempengaruhi ucapan dan perilkunya.
Tujuan Sholat, terhindar dari perbuatan :
a. Fahsya : Dosa yang melibatkan orang lain
b. Munkar : Dosa yang dilakukan sendiri
a. Fahsya : Dosa yang melibatkan orang lain
b. Munkar : Dosa yang dilakukan sendiri
Agar Sholat Khusyuk :
a. Merindukan Sholat
b. Menjadikan sholat sebagai kebutuhan, bukan sekedar kewajiban
c. Berikhtiar memahami bacaannya
d. Lakukan sholat sesuai dengan contoh Rasul
e. Eliminasi faktor-faktor Internal/Eksternal yang akan mengurangi kekhusyuan
a. Merindukan Sholat
b. Menjadikan sholat sebagai kebutuhan, bukan sekedar kewajiban
c. Berikhtiar memahami bacaannya
d. Lakukan sholat sesuai dengan contoh Rasul
e. Eliminasi faktor-faktor Internal/Eksternal yang akan mengurangi kekhusyuan
5. Amar Ma’ruf nahi Munkar (Q.S. 31 : Luqman : 17) (Q.S. 16 : An Nahl : 125)
6. Sabar dalam menghadapi Ujian (Q.S. 31 : Luqman : 17)
Macam-macam ujian :
a. Ujian dalam menjalankan ketaatan/Ibadah
b. Ujian dalam menyampaikan kebenaran/Dakwah
c. Ujian dalam menjauhi kemaksiatan/nafsu-nafsu buruk
d. Ujian duniawi
e. Ujian dalam menghadapi berbagai karakter manusia/pergaulan
a. Ujian dalam menjalankan ketaatan/Ibadah
b. Ujian dalam menyampaikan kebenaran/Dakwah
c. Ujian dalam menjauhi kemaksiatan/nafsu-nafsu buruk
d. Ujian duniawi
e. Ujian dalam menghadapi berbagai karakter manusia/pergaulan
7. Jangan Bersikap Angkuh/Sombong terhadap oranglain/Harus bersikap Ramah (Q.S. 31 : Luqman : 18)
3 pencetus Kesombongan :
a. Ilmu yang luas/kecerdasan
b. Kekayaan/harta
c. Kekuasaan/Jabatan
a. Ilmu yang luas/kecerdasan
b. Kekayaan/harta
c. Kekuasaan/Jabatan
8. Hidup tidak berlebihan, tetapi hiduplah secara sederhana sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan (Q.S. 31 : Luqman : 19)