Sabtu, 07 April 2012

Keutamaan Wanita


Keutamaan Wanita

  1. Doa wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayangnya yang lebih kuat dari lelaki.
  2. Wanita yang Sholikhah itu lebih baik daripada 1000 orang lelaki yang sholeh
  3. Barang siapa yang mengembirakan anak wanitanya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takutkan Allah
  4. Barang siapa yang membawa hadiah ( oleh-oleh ) lalu diberikan kepada keluarganya, hendaklah mendahulukan anak wanitanya dari anak laki-laki
  5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama Rasulullah SAW didalam Syurga.
  6. Barang siapa mempunyai 2 atau 3 anak wanita, atau 2 atau 3 saudara wanita lalu dia bersikap ikhsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa taqwa dan tanggung jawab maka baginya adalah Syurga.
  7. Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak wanitanya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka (Aisyah r.a.).
  8. Syurga dibawah telapak kaki Ibu ( Hadits )
  9. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga, maka masuklah dari pintu yang dikehendaki.
  10. Wanita yang taat akan suaminya serta menjaga sholat dan puasanya, semua ikan-ikan dilaut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia taat pada suaminya dan direlakanya.
  11. Apabila memanggil akan engkau dua orang Ibu Bapakmu, maka jawablah panggilan Ibumu dahulu.
  12. Aisyah r. a. berkata “ Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ? “ Jawab Baginda, “ Suaminya “ Siapa pula berhak terhadap lelaki ? Jawab Rasulullah “ Ibunya “
  13. Wanita apabila sholat 5 waktu, puasa 1 bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu Syurga mana saja yang dia kehendaki.
  14. Tiap wanita yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T memasukkan dia kedakam Syurga 10.000 tahun lebih dahulu dari suaminya.
  15. Apabila seorang wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan.
  16. Apabila seorang wanita mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T mencatatkan baginya pahal orang yang berjihad pada jalan Allah.
  17. Apabila seorang wanita melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya
  18. Apabila telah lahir anaknya lalu disusuinya, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan dari pada susunya diberi satu kebajikan.
  19. Apabila ibu semalaman tidak tidur karena memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T memberinya pahala seperti memerdekakn 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah,
Berbahagialah... menjadi wanita...



Kemuliaan Seorang Wanita.



Di antara kisah menarik tentang kemuliaan wanita adalah seperti yang diceritakan oleh Al-‘Atabi, 
yaitu bahwa dia pernah berjalan kaki menyelusuri jalan-jalan yang ada di Bashrah. 
Tiba-tiba dia melihat seorang wanita yang termasuk wanita yang paling cantik dan manis, sedang bercanda dengan seorang laki-laki tua yang buruk rupa. 
Setiap kali wanita itu berbicara kepada laki-laki tersebut, dia pun tertawa di hadapan wajahnya. 
Al-‘Atabi menceritakan: “Aku pun berusaha untuk mendekati wanita itu, 

lalu aku bertanya kepadanya: ‘Apa status laki-laki ini bagimu?’ 

Dia menjawab: ‘Dia adalah suamiku.’ 

Aku pun bertanya lagi: ‘Bagaimana mungkin kamu bisa bersabar dalam menghadapi keburukan rupa laki-laki ini, padahal kamu adalah wanita yang sangat cantik? Sungguh ini benar-benar menakjubkan!!’

Dia berkata: ‘Wahai Saudaraku, aku berharap barangkali ketika laki-laki itu dikaruniai diriku, dia pun bersyukur. Sebaliknya, ketika aku dikaruniai dirinya, aku pun bersabar. Orang yang bersabar dan orang yang bersyukur adalah termasuk penghuni surga. Bukankah dengan demikian, berarti aku telah ridha terhadap apa yang telah ditetapkan Allah untukku?’ 

Sungguh jawaban wanita itu membuatku tak berkutik, karena itu aku pun pergi dan meninggalkannya.” (Tuhfah Al-‘Aruus, hal. 147.)